GUDANG CERITA-Didunia ini, ada nggak sih satu manusia yang nggak butuh pengakuan?
Tak satupun manusia yang nggak butuh pengakuan.
Manusia, dasarnya pengin diakui bahwa dia punya keunggulan, bahwa dia lebih unggul dari yang lain. Lebih hebat, lebih pintar, lebih kaya, lebih cantik, dan lain-lain
Semua manusia kayak gitu. Pengin dianggap lebih. Lantas manusia berusaha mewujudkan atau menunjukkan kelebihannya kepada manusia lain. Itu naluri yang manusiawi.
Kalau You seniman, you tentu akan berkarya sebaik mungkin untuk dapat pengakuan bahwa you betul-betul seniman hebat, bukan seniman kacangan atau seniman gagal.
Kalau You Engineer, You juga pengin apa yang you lakukan bisa bermanfaat buat orang lain demi mendapat pengakuan bahwa you adalah sosok yang dalam hidup you bisa berguna buat orang lain.
Bahkan ada rohaniawan, dari berbagai agama, pengin pula diakui bahwa you betul-betul orang yang alim, rendah hati, baik hati, sholeh dan sebagainya. Perkara apa yang dilakukan nanti dapat pengakuan Tuhan atau tidak, urusan nanti.
Kalau you penulis, you pengin dianggap bahwa you punya tulisan bisa menginspirasi umat manusia. Untuk kemaslahatan hidup manusia.
Betul?
Semua butuh pengakuan manusia.
Tak terkecuali seorang Sri Utami.
Habis, dari kecil nggak bisa apa-apa, hidupnya nggak bisa menghasilkan karya apapun untuk kemaslahatan hidup manusia lain kecuali pekerjaan rumah tangga.
Akhirnya berlatar pengin mendapat kehidupan lebih baik, pengin lebih kaya, pengin dapat pengakuan tetangga atau orang sekitar, bahwa keluarga Sri bisa berubah nasib, maka berangkatlah Sri Utami ke Hongkong dan bekerja sebagai Asissten Rumah tangga.
Fine, gaji di Hongkong lebih besar dari negara-negara lain di Asia, kecuali Jepang. Taruhlah, dengan Gaji sekitar HKD 2000-HKD 3000, berarti kalau dirupiahkan sekitar Idr 3.400.000,- sampai dengan Idr 5.100.000.-
Itu jumlah yang lumayan besar untuk ukuran kampung kami.
Eh, kok kami? Sri aja kali!
Lho, katanya sama-sama dari Kediri?
O iya, bener, dikampung kami di Kediri, duit itu cukup gede. Apalagi itu gaji bersih. Makan dan tinggal udah ditanggung sang majikan. Apalagi kalau pas hari besar atau hari libur Sri tetap kerja, maka Sri akan dapat uang lembur.
Kerjanya pun kabarnya kerjanya nggak terlalu berat. Buktinya, Sri masih bisa syuting buat konten Youtube dia, iya toh?
Duit udah lumayan, lalu Sri beli Smartphone, Laptop, tablet. Kan rumah majikannya ada Wi-fi, sehingga urusan akses Internet bukan masalah yang besar. Urusan bermedia Sosial pun lancar jaya!
Mungkin sebelumnya Sri ini sering melihat video orang-orang yang punya nama besar, yang dibesarkan oleh media sosial macam Youtube. Taruhlah Justin Beiber.
Sri pun ngiler!
Namanya pengin dikenal. Kayak orang-orang itu.
Tapi bagaimana caranya?
Simple aja, Sri berpose panas, semua pakaian dilucuti, lalu melenggak lenggok erotis di depan kamera, di unggah ke youtube, dan....melejitlah namanya!
Popularitasnya sempat mengalahkan Miyabi Maria Ozawa di kampung kami.
Bahkan di ibukota juga. Bahkan dibanyak belahan bumi lain, nama Sri melejit!
Sri bangga. Orang sekampung menghujat. Orang tuanya ketiban malu. Bahkan forum orang-orang di Indonesia di Hongkong juga mengecam tindakan Sri Utami. Pemerintah Hongkong sih adem ayem, karena mungkin hal kayak gitu wajar.
Kini Sri udah mencapai ketenarannya. Duit udah banyak, tapi untuk balik kampung sementara belum berani.
Semua karena Sri pengin aktualisasi diri, pengin pengakuan.
Mau pulang malu, nggak pulang Rindu!
Tamat