![]() |
Mas Eko sedang mengolah Kopi buat Tamu |
Sejujurnya, walau saya orang Jawa Timur, tapi belum pernah sekalipun berkunjung ke Magetan. Tapi sesekali lewat di pinggiran pernah, terutama daerah telaga Saradan.
Beberapa hari yang lalu ada yang datang, menyodorkan kode booking penerbangan Jakarta-Solo pergi pulang. Dari ke Jakarta, landing di Adi Soemarmo, Solo.
Dari Solo kami masih harus menempuh jalan darat sekitar 3-4 jam, tergantung kondisi jalanan dan cuaca.
Kenapa saya sebut kondisi cuaca? Karena jalan yang kami lewati bukan jalan raya biasa. melainkan lewat lereng gunung Lawu yang curam. Walau jalan halus, tapi tetap saja nggak bisa memacu kendaraan seenaknya. Kabut tebal menyelimuti jalanan dan mengganggu pandangan. Jadinya kalau cuaca buruk bisa memakan waktu 4 jam, bahkan lebih.
Sesampainya di Magetan saya nginep di salah satu guest house.
Nggak perlu pakai AC. Saya nggak perlu AC, saya hanya perlu penghangat ruangan. Karena udara di Magetan dingin banget.
Nggak perlu pakai AC. Saya nggak perlu AC, saya hanya perlu penghangat ruangan. Karena udara di Magetan dingin banget.
Perlu diketahui, saya diundang kesini untuk acara Khitanan anak seorang pengusaha asal Magetan. Karena usahanya di Ibukota sukses, si sobat itu merayakan acara khitanan anak bungsunya dengan pesta yang lumayan besar.
Sebenernya hari khitanan digelar hari minggu.Tapi saya sengaja di undang datang dari hari Jumat sampai hari Selasa, karena saya dan si Sobat juga ada urusan kerja.
Singkat kata, saya stay di salah satu guest house. Sengaja kami pilih karena ini tempat paling masuk akal. Karena dekat dengan lokasi pesta.
Singkat kata, saya stay di salah satu guest house. Sengaja kami pilih karena ini tempat paling masuk akal. Karena dekat dengan lokasi pesta.
Masalah terjadi ketika kebosanan menyerang. Saya yang belasan tahun akrab dengan Keramaian Jakarta ini harus tinggal sementara di kota adem ini.
![]() |
Para Barista in Action |
Bbrrr...sepiii!
Mau cari hiburan, tapi apa?
Nggak kurang akal, hari gini enaknya ngopi. Tapi dimana?
Saya pun searching di Google. Dan kesaktian Google menuntun saya ke Kedai Kopi Kauman, disingkat K3, key Three nama kerennya.
Mau cari hiburan, tapi apa?
Nggak kurang akal, hari gini enaknya ngopi. Tapi dimana?
Saya pun searching di Google. Dan kesaktian Google menuntun saya ke Kedai Kopi Kauman, disingkat K3, key Three nama kerennya.
Baca Juga : Dari Italia Untuk Para Pecinta Kopi
Letaknya pas ditengah kota, hanya beberapa ratus meter dari Alun-alun kota Magetan. Tepatnya Jalan Kemasan No. 20 depan SMK N 2 Magetan. Masuk ke dalam Kedai, suasana langsung terasa adem. Karena tatanan ruang yang nyaman, model bangunan yang trend ala 80 an membawa kita ke dalam memori masa kecil.
Saya langsung pesan kopi Espresso favorit saya. Tapi, " Ndak mah nyoba kopi Tubruk ala Katiga mas?" Tanya mas Eko, salah satu Barista.
" Owh...apa itu mas?"
" Kopi tubruk ala Kedai Kopi Kauman, atau disingkat Katiga.." Terang Mas Eko ramah dengan logat Jawa timuran yang khas.
Saya ragu. Pasalnya saya suka Espresso. Olahan kopi kental, dengan ukuran 100ml. Tapi sekali-kali nyobain yang lain bolehlah. Apalagi kopi Tubruk sangat Indonesia.
" Pilihan kopinya ada apa aja mas?"
" Ada Robusta, Arabica, dan kopi Afrika mas. Asalnya bisa kopi Aceh, Bogor, Papua, dan Toraja..."
Wuihhhh...serius nih? Di kota kecil ini, ada kedai Kopi kayak gini?
Mantappp!
Wuihhhh...serius nih? Di kota kecil ini, ada kedai Kopi kayak gini?
Mantappp!
![]() |
Suasana Nyaman dengan fasilitas Wifi |
" Bikinin saya kopi Toraja deh mas.."
" Siap..."
Saya perhatiin aksi sang Barista. Mulai dari memanaskan air sampai cara menyeduh, perlu trik tersendiri agar hasil seduhan maksimal dan menghasilkan aroma kopi yang harum dan sedap.
Wuihhh...harumnyaaaa!
Wuihhh...harumnyaaaa!
Terima kasih Tuhan untuk segala nikmat kopi yang telah kau tumbuhkan di negeri kami.
Pas disajikan, saya biarkan kopi selama tiga menit. Beginilah cara minum kopi, perlu seni tersendiri. Saya biarkan bubuk kopi mengendap kebawah sebelum memasukan sendok untuk mengaduk. Karena logam akan mempengaruhi rasa kopi. Tapi kalau kopi sudah melakukan ekstraksi secara alami dengan air panas, bolehlah kita memasukkan sendok.
Pas disajikan, saya biarkan kopi selama tiga menit. Beginilah cara minum kopi, perlu seni tersendiri. Saya biarkan bubuk kopi mengendap kebawah sebelum memasukan sendok untuk mengaduk. Karena logam akan mempengaruhi rasa kopi. Tapi kalau kopi sudah melakukan ekstraksi secara alami dengan air panas, bolehlah kita memasukkan sendok.
Pas nunggu, " Monggo Mas, password Wifi-nya, " Yang angkat bicara adalah Mas Gun, From Kediri, Manager Kedai, menyodorkan selembar kertas kecil bertuliskan password Wifi.
Walahhh...kayak tamu kehormatan saja. Sampai sang Manager perlu turun tangan.
Usut punya usut, ternyata kedai baru Soft opening, belum Grand opening. Buktinya, " Besok malam datang, Mas. Ada Grand opening disini. Ada life music lho, " Ujar Mas Agus, Barista yang lain.
Usut punya usut, ternyata kedai baru Soft opening, belum Grand opening. Buktinya, " Besok malam datang, Mas. Ada Grand opening disini. Ada life music lho, " Ujar Mas Agus, Barista yang lain.
" Boleh...boleh, " Balas saya.
Kebetulan saya suka pertunjukan musik hidup sambil ngopi. Saya pun menghirup kopi pesanan saya..
Sumpah demi Jupiter, mantap banget nih kopi. Udara sejuk yang menerpa menambah kenikmatan malam itu.
Kebetulan saya suka pertunjukan musik hidup sambil ngopi. Saya pun menghirup kopi pesanan saya..
Sumpah demi Jupiter, mantap banget nih kopi. Udara sejuk yang menerpa menambah kenikmatan malam itu.
Bersambung