Berawal dari kekalahan Jepang oleh pihak sekutu, Indonesia yang kala itu dalam pendudukan Jepang, maka kita, bangsa Indonesia, yang diwakili dua Bapak Proklamator, Ir H Soekarno dan Mohamad Hatta ,mendeklarasikan diri sebagai bangsa yang bebas dari segala belenggu penjajahan. Selanjutnya, sejak saat itu, kita bebas dari segala bentuk penjajahan.
Segala bentuk?
Apapun yang terjadi, saya kurang yakin kalau kita udah bebas dari segala bentuk penjajahan. Penjajahan secara fisik dan kedaulatan, mungkin iya. Kita punya sistem pemerintahan sendiri. Pemimpin juga orang Indonesia. Udah nggak ada orang Belanda jadi gubernur macam Jean Pieter Coen, misalnya.
Para aparatur semua juga orang asli Indonesia dari berbagai Etnis. Mulai Jawa, Sunda, Batak, Manado, Tionghoa, dan lain-lain.
Secara konstitusi emang kita udah merdeka.
Tapi merdeka atau tidak, tergantung cara kita memaknai kemerdekaan itu sendiri.
Ketika WTO mendikte kita untuk tetap menomorsatukan produk otomotif Jepang daripada karya anak bangsa, kita nurut kan?
Ketika kita disodirin dua sepatu, satu Merk Brodo, satu lagi Merk Fila atau Geox, banyak orang kita lebih memilih dua nama terakhir dengan alasan lebih Branded dan punya gengsi hingga tega meninggalkan karya anak negeri dengan alasan gengsi.
Merdekakah kita?
Siapa yang membelenggu kita? Separo kita sendiri, separo bangsa lain.
Tidak bermaksud menjelekkan bangsa sendiri, tapi nyatanya orang Malaysia lebih suka mengendarai Proton atau Perodua daripada Daihatsu atau Toyota.
Jangan salahkan bangsa lain kalau pada akhirnya secara ekonomi menginvasi kita. Karena kita memberi peluang. Jangan pula salahkan bangsa lain ketika mengakui bahwa Rendang adalah sebagai makanan khas mereka, karena kita lebih memilih Steak.
Dimana-mana rumah makan yang pakai nama asing, pakai menu asing, selalu kita serbu habis dan memperkaya pemegang waralaba serta menambah devisa mereka tanpa kita mau tahu betapa perjuangan Uni-Uni orang minang yang berjam-jam mengolah daging sapi untuk dijadikan Rendang yang jadi masakan terlezat di dunia!
Masih maukah kalian memekikan kata merdeka?
Nggak malu sama bapak-bapak penjual tempe keliling naik sepeda dengan hiasan sang Saka Merah putih yang terikat di stang sepedanya sedangkan kalian malah lebih memilih cemilan asing yang nggak sehat bersama gerombolan kalian ngobrolin makna kemerdekaan?
Sekali lagi, apa itu merdeka?
Rakyat Amerika akan menyerbu warung Burger ketika diwarung ada tulisan American Beef. Bukan hanya alasan perut, tapi juga nasionalisme.
Bahkan ada dua pencuri mobil yang mengurungkan niatnya ketika tahu mangsanya satu unit Honda Civic. Bukan karena tidak suka Honda Civic, tapi kalau mereka mencuri Honda Civic, si pemilik akan mengajukan klaim asuransi penggantian mobil, dan pihak asuransi akan memberikan ganti Honda Civic pula.
Kalau dalam sebulan mereka mencuri 100 unit mobil Jepang, maka mobil Jepang akan bertambah 100 unit dijalanan. Kalau 10 pencuri kayak gitu semua, maka mobil Jepang akan bertambah 1000 unit di jalanan Amerika. Dan industri mobil Jepang akan makin laris manis.
Sementara mobil Amerika akan kian merana. Kalau usah gitu, tinggal nunggu saat bangkrut, dan pengangguran akan bertambah. Ekonomi Amerika akan semrawut.
Betapa maling pun masih berfikir nasionalisme.
Gak malu sama mereka?