Hanya tulisan Retjeh...

Selamat Ulang Tahun Polri

Ada yang jadi pemulung. Ada yang mendirikan Sekolah Dasar, ada pula yang menolong warga yang rumahnya hampir roboh dengan cara menggalang dana kesana kemari. Di Jawa Tengah, ada bintara yang baru lulus ikut membantu usaha bengkel tambal ban milik bapaknya.
Yang saya sebut tadi adalah para anggota polisi yang luput dari perhatian kita.  Ada pula perwira tinggi yang dulu pernah menjadi Kapolri yang menjual sepatu karena tidak punya uang.
Dua orang yang menjadi contoh diatas, yang mendirikn sekolah dan bangun rumah warga itu bukanlah perwira tinggi yang bergelimang harta. Mereka bintara-bintara yang hidupnya juga pas-pasan.
Tapi ditengah keterbatasan dengan gaji yang pas-pasan itulah mereka membantu sesama. Itulah maknanya membantu.
Di 'depan mata saya', setidaknya ada dua sahabat yang juga bintara, tapi tidak menghalalkan segala cara.
Pertama, Bripka Hardono, bertugas di Polsek kebun jeruk di Unit Lantas. Keseharian beliau ini bertugas sebagai pengatur lalu-lintas di sekitaran Studio RCTI, letaknya persis di samping pintu keluar/masuk tol Kebun Jeruk.
Sebagai Polantas, sebenernya beliau punya kewenangan melakukan tindakan berupa tilang terhadap pelanggaran Lalu lintas. Tapi beliau akan mengeluarkan surat tilang sebagai senjata pamungkas, kalau si pelanggar udah dikasih tahu baik-baik, tapi malah ngeyel.
Kedua, Brigadir Suryo, sahabat saya, yang juga teman saya di SMAK Petra dulu waktu SMA.
Satu saat, saya sedang pulang kampung, saya mampir kerumahnya dan kami bertemu diwarung pangsit mie usaha sang istri. Sore itu sepulang piket Brigadir Suryo dengan pakaian kaos oblong coklat khas polisi sedang membantuk sang istri mencuci mangkok dan piring. Lihat...betapa masih ada orang-orang yang bisa berbuat untuk keluarga dengan cara yang halalkan. Ditengah peluang bisa menghalalkan cara, dua orang sahabat dan ribuan korps seragam coklat ini tetep menjunjung tinggi kehormatan korp-nya.
Selebihnya, saya dan banyak orang lain tahu, sosok Jenderal Hoegeng, mantan Kapolri yang dianggap paling bersih.
Saking bersihnya namanya, sampai-sampai KOMBES Rikwanto, waktu itu menjabat kepala dinas penerangan Polda Metro Jaya, pernah berkelakar, bahwa hanya ada tiga polisi yang dianggap Jujur. Pertama,  Pak hoegeng, kedua, Patung Polisi. Ketiga, Polisi tidur.
Ah...si bapak, kalau gitu Bapak Rikwanto termasuk yang mana dong. Bapak kan juga polisi, kok hanya nyebut 3 'sosok' aja yang jujur. Lha yang lainnya bagaimana?
Kalau saya sih, kedua teman saya itu juga sosok-sosok yang saya anggap jujur. Belum lagi yang menyebar dan luput dari penglihatan yang lain. Masih jutaan polisi jujur.
Terus gimana dong?
Gimana apanya?
Ya Selamat ulang tahun KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA yang ke 70. Semoga diusia yang sudah ' senja' ini makin matang, makin bersih, nggak ada yang korup, dan makin dicintai rakyatnya. Amin....
Label:

Post a Comment

[blogger]

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget