Antara gadget dan buruh tani
kisah ini terjadi beberapa hari lalu
Ada tetangga di sekitaran komplek, baru balik dari kampung halamannya, di Sragen,Jawa tengah.
Beliau mudik sejak tanggal 9 Juli, H-8 idul fitri.
Berarti hampir 3 minggu beliau Sragen. Lama banget, begitu komentar saya.
" Aduh...disana lagi nggarap sawah mas. Sawah saya yang digarap adik itu lho...habis, Cari orang buat kerja disawah susah jaman sekarang. Anak muda udah pada gak mau kerja disawah. ndak main katanya..." Jelasnya dengan logat jawa yang medok.
Saya kemudian berfikir, kenapa anak muda di desa pada nggak mau kerja disawah.
" Emang disekitaran sana ada pabrik atau apa gitu ...kok pada gak mau kerja di sawah?" Saya ambil sebatang rokok dan menghirup kopi hangat.
" Gak ada mas, mereka rata-rata memilih merantau ke Surabaya atau Jakarta. Mungkin mereka merasa lebih enak.."
Pak sugeng mengedarkan pandang mengamati beberapa ABG yg kebetulan lewat.
" Ya kayak gitu..mainannya hape mulu ..gak jauh beda dengan di daerah saya. Kerja yang bisa disambi main hape mas. Jadi pelayan warung, atau apapun deh. Kalau disawah kann gak bisa sambil main hape.
" Kerja kantoran kan jg bisa sambil main hape boss.." Tukas saya.
" Lhhaa...mas ini bagaimana, kalau dikampung mereka kodrat-nya buruh tani, masak iya ke kota kerja kantor..."
Iya juga ya.