![]() |
Penulis |
-KOLOM MARKETING-
Costumer is (best) friend...(Hermawan Kartajaya)
Pada era 80-90 an ada istilah pembeli adalah raja. Pembeli lalu di definisikan sebagai pelanggan. Pada produk tertentu pelanggan (loyal) ini dikategorikan sebagai penggemar.
Bedanya, kalau pelanggan (biasa) begitu ada perubahan kualitas ( yang lebih buruk), maka akan meninggalkan produk tersebut.
Tapi penggemar akan dengan tetap setia pada produk tersebut. Kalau toh produk mengalami penurunan kualitas, maka si penggemar akan kasih masukan. Dengan begitu produsen akan segera melalukan perbaikan atas produk yang bersangkutan. Dari sini disimpulkan bahwa telah terjadi 'komunikasi' antara penjual dan pembeli yang menumbuhkan rasa loyal terhadap satu produk.
Sebagai contoh konsumen rokok. ( saya tidak menganjurkan orang untuk merokok sih, hanya analogi saja)
Orang yang telah loyal terhadap merk Djie Sam Soe akan susah sekali berpindah merk Rokok lain, walau tahu kalau kadar nikotin dan tar pada rokok merk Dji Sam Soe jauh lebih tinggi dari merk lain.
Seiring perkembangan jaman dan peradaban, pengertian terhadap kata konsumen pun mengalami pergeseran. Costumer Ain't king anymore...(Lho?)
Yap!
Konsumen jaman sekarang selain membeli juga gemar kasih masukan.
Adalah Windows, mulai seri 8 sampai 10, selalu menawarkan form untuk jajak pendapat terkait tingkat kepuasan seseorang terhadap produk yang mereka pakai.
Anda akan bebas memberi opini, komentar atau masukan
sejelek apapun yang Anda sampaikan, percayalah, pihak Microsoft tidak akan 'marah' atau menyabotase perangkat yang Anda gunakan.
Pihak penjual modern kayak gini amat terbuka dengan kritik yang membangun. Dengan begitu mereka akan segera tahu kelemahannya, dan tahu apa maunya costumer untuk selanjutnya melakukan perubahan.
Nggak kayak loe, dikritik dikit marah :p
Strategi kayak gini terbukti ampuh untuk membangun komunikasi serta menumbuhkan loyalitas konsumen dan/atau menjaring segmen pembeli lain.
Strategi yang sama harusnya dilalukan para calon pemimpin, baik daerah maupun nasional. Pas kampanye, lakukan komunikasi dengan baik. Bukan umbar janji. Tanya apa maunya calon pemilih (baca : Rakyat)
Kalau udah jadi (pemimpin) jalinlah on going relationship. Hubungan yang berkesinambungan antara pemimpin dan pemilih. Kasih kesempatan rakyat menyampaikan segala sesuatu yang membuat tidak nyaman di lingkungan sekitar.
Dan...
Pemprov DKI sudah melakukannya dengan meluncurkan aplikasi Qlue. Sebuah aplikasi yang memberi kesempatan warga Dki untuk menyampaikan keluh kesah warganya. Bahkan kita bisa kirim foto atau video sebagai bukti visual.
Keluhan tersebut akan segera ditindak lanjuti.
Dan pemimpin di lingkup sekitar akan segera membenahi sesuatu yang dirasa perlu dibenahi.
Pemimpin yang beginilah yang punya 'nilai' jual yang tinggi. Berharga mahal. Punya elektibilitas tinggi...
Pemimpim seperti inilah yang bener-bener sahabat orang-orang yang dipimpin.
Pemimpin kayak gini menganggap rakyat sebagai konsumen. Konsumen yang selalu dilayani kebutuhannya. Karena ngerasa konsumen itu adalah teman baiknya. Dengan begitu tidak ada kata, pemimpin lebih tinggi (strata sosial) dan rakyat lebih rendah.
Atau ada rakyat yang bilang, bahwa pimpin adalah 'pelayan' karena sebagai rakyat dia orang merasa membayar pajak.
Semoga ke depannya tidak lagi istilah kayak gitu.
Karena antara pemimpin dan rakyat adalah best friend.
And best friend, always listening, Always understanding each and other...
Bagaimana?
OPINI PRIBADI
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.