“ Yukk..” Noel membuyarkan lamunan Laura.
“ Tapi kamu bagaimana?” Laura cemas.
“ Alaahh..aku kan cowok. Kenapa kamu kawatir begitu? Kayak
emak-emak aja loe.” Ledek Noel.
“ Ayo bilang apa kamu ? hah, ngomong sekali lagi..” Laura
pura-pura marah mencubit lengan Noel.
“ Auuuooo..ampyunnnn!”
Hahahaha..
Mereka tergelak
Di parkiran, sebuah Volvo S40 sudah menunggu, entah nunggu
Laura atau Noel sekalian. Noel kan belum kasih jawaban.
“ Jadi bagaimana? “ Laura mengulang pertanyaannya.
“ Kayaknya kita bertukar nomor hape, pin BBM atau something
else deh..” Noel mengingatkan.
“ Aku dari tadi nunggu itu…” Laura sedikit manja.
“ Nunggu apa? “ Noel pura-pura bego.
“ Ya nunggu kamu pengin tau lebih tentang aku gitu..kamu
bego amat sih jadi cowok,” Sedikit kesal Laura pada Noel yang dinilai kurang
agresif. Ataukah emang Noel tidak suka pertemuan ini? Maksudnya tidak suka
kepada dirinya atau bagaimana?
Noel mengingatkan Laura pada sosok Tommy yang juga kayak
gini diawal perkenalan.
Ataukah emang ‘rezeki’ Laura yang selalu mengenal cowok
kayak gini, acuh tapi butuh?
“ Ya udah ini aku scan barcode pin BBM kamu..” Noel meraih
iPhone Laura. Pas liat wallpaper yang pakai foto Tommy, wajah Noel mendadak
aneh.
“ Cowokmu? “
“ Iya, tapi..” Laura menggantung kalimatnya, wajahnya
berubah murung.
Noel hanya tersenyum.
“ Udahlah..” Noel seperti bisa membaca pikiran Laura. Setelah
memasukan Laura ke dalam BBM contact, Noel mengangsurkan kembali Gadget Made In
USA Laura.
“ Kamu yakin mau pulang naik Buslane? “ Laura ragu menatap
Noel.
“ Ho oh..” Noel tersenyum sambil membetulkan letak gitar
yang ada dibahunya, “ kenapa, kamu mau ikutan ke Blacktown? “
“ Oh no..gak adakah tawaran yang lebih menarik dari
Blacktown..” Laura menggeleng.
“ Ada, ke Millenium Tower!” Tukas Noel.Laura terhenyak
kaget, darimana Noel tau kalau dirinya tinggal di Millenium Tower. Emang sih
tadi dia bilang kalau tinggal di kawasan George Street, tapi gak bilang
tepatnya dimana?
“ How do you know?”
“ Kamu bilang tadi tinggal di George Street kan? Mana lagi di
George Street ada apartemen elite?”
“ Tapi kenapa kamu nebak tepat banget?” Laura penasaran.
“ Please dehhh, Volvo kamu ga bisa berbohong kale. You’re
what you drive, you know? Kalau kamu kesini bawa Honda Civic, aku gak akan nebak
kamu tingal di Millenium kan? “
“ Kamu cerdas ya orangnya? “ Laura memandang Noel berbinar.
“ Yuk, keburu malam..aku ikut kamu sampai Shelter Buslane
terdekat aja deh. Sampe Wellington Street aja ya..tar kita BBM an kalau dah
sampe, gimana?”
“ Aku sebenernya pengin anter kamu..”
“ Udahlah..aku udah gede, lebih gede dari kamu kan..? “ Noel
menyandingkan dirinya di samping Laura, membandingkan tingginya dengan tinggi
badan Laura. Tubuh mereka hanya beberapa sentimeter jaraknya.
Laura mencium aroma deodorant. Adidas. Bulu kuduk Laura
merinding. Persis seperti aroma tubuh Tommy. Semerbak harumnya yang udah
bercampur keringat sangat khas, menyegarkan siapa saja yang mengendusnya.
Laura mundur beberapa meter. Memandangi Noel dengan lebih
seksama, mencoba menyelidik lebih lagi. Siapa kah sebenernya Noel?
“ Kenapa kamu jadi aneh gitu..?” Noel heran.
Laura masih termangu.
“ Tar kalo kamu dah sampe beneran BBM aku ya Noel? Ya udah
kita pulang sekarang.”
Mobil Made in Sweden itu menderum tak lama kemudian. Sesampainya
di Wellington street, seakan Laura lupa kalo Noel harus nyambung ke Blacktown
naik Buslane.
“ Okay, drop me off here, girl..” Ucap Noel mengingatkan.
“ Owwh..i..iya..maaf aku lupa,” Laura menginjak pedal rem
dengan lembut.
“ Kamu ati-ati ya Laura..” Noel bersiap turun, tapi…
“ Noel…” Panggil Laura. Tapi tak sepatah katapun bisa
terucap. Noel mengurungkan niatnya. Pintu mobil udah terbuka separo, tapi badan
Noel masih ada di dalam mobil.
“ ya..? “
Laura masih belum mengucap sepatah kata pun.
“ Take care ya..”
“ Sure..u too ya La..”
Mereka berpisah. Noel bergegas menuju shelter buslane, Laura
memacu mobil dengan kecdepatak seang, dengan segala angan dan pikiran yang
menggelayut dalam benaknya. Tentang Tommy, yang seolah tak mau pergi dari dalam
ingatannya, sampai membanding-banding kan sosok Noel dengan Sosok Almarhum
Tommy.
Bukan membandingkan, tapi mencari segala persamaan tepatnya.
Laura menoleh ke belakang, beberapa meter dari mobilnya beranjak pergi. Lalu focus
lagi ke depan kemudi. Dari kaca spion terlihat buslane berhenti di Shelter.
Laura lega, berarti Noel ‘aman’.
“ ..Don’t go away, say what you say, say that you stay..forever and a day, in the time of my life..”
Masih terngiang lagu yang tadi didengar dari Noel. kehadiran Noel seolah meredakan nyeri dihati yang selama ini di alaminya sepeninggal Tommy.
Entahlah, Laura bingung dengan apa yang dialaminya, dirasakannya terhadap Noel.
Inikah Cinta? who knows?
Bersambung
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.