Hanya tulisan Retjeh...

Tommy II -Ease My Pain



“ Yukk..” Noel membuyarkan lamunan Laura.
“ Tapi kamu bagaimana?” Laura cemas.
“ Alaahh..aku kan cowok. Kenapa kamu kawatir begitu? Kayak emak-emak aja loe.” Ledek Noel.
“ Ayo bilang apa kamu ? hah, ngomong sekali lagi..” Laura pura-pura marah mencubit lengan Noel.
“ Auuuooo..ampyunnnn!”
Hahahaha..
Mereka tergelak
Di parkiran, sebuah Volvo S40 sudah menunggu, entah nunggu Laura atau Noel sekalian. Noel kan belum kasih jawaban.
“ Jadi bagaimana? “ Laura mengulang pertanyaannya.
“ Kayaknya kita bertukar nomor hape, pin BBM atau something else deh..” Noel mengingatkan.
“ Aku dari tadi nunggu itu…” Laura sedikit manja.
“ Nunggu apa? “ Noel pura-pura bego.
“ Ya nunggu kamu pengin tau lebih tentang aku gitu..kamu bego amat sih jadi cowok,” Sedikit kesal Laura pada Noel yang dinilai kurang agresif. Ataukah emang Noel tidak suka pertemuan ini? Maksudnya tidak suka kepada dirinya atau bagaimana?
Noel mengingatkan Laura pada sosok Tommy yang juga kayak gini diawal perkenalan.
Ataukah emang ‘rezeki’ Laura yang selalu mengenal cowok kayak gini, acuh tapi butuh?
“ Ya udah ini aku scan barcode pin BBM kamu..” Noel meraih iPhone Laura. Pas liat wallpaper yang pakai foto Tommy, wajah Noel mendadak aneh.
“ Cowokmu? “
“ Iya, tapi..” Laura menggantung kalimatnya, wajahnya berubah murung.
Noel hanya tersenyum.
“ Udahlah..” Noel seperti bisa membaca pikiran Laura. Setelah memasukan Laura ke dalam BBM contact, Noel mengangsurkan kembali Gadget Made In USA Laura.
“ Kamu yakin mau pulang naik Buslane? “ Laura ragu menatap Noel.
“ Ho oh..” Noel tersenyum sambil membetulkan letak gitar yang ada dibahunya, “ kenapa, kamu mau ikutan ke Blacktown? “
“ Oh no..gak adakah tawaran yang lebih menarik dari Blacktown..” Laura menggeleng.
“ Ada, ke Millenium Tower!” Tukas Noel.Laura terhenyak kaget, darimana Noel tau kalau dirinya tinggal di Millenium Tower. Emang sih tadi dia bilang kalau tinggal di kawasan George Street, tapi gak bilang tepatnya dimana?
“ How do you know?”
“ Kamu bilang tadi tinggal di George Street kan? Mana lagi di George Street ada apartemen elite?”
“ Tapi kenapa kamu nebak tepat banget?” Laura penasaran.
“ Please dehhh, Volvo kamu ga bisa berbohong kale. You’re what you drive, you know? Kalau kamu kesini bawa Honda Civic, aku gak akan nebak kamu tingal di Millenium kan? “
“ Kamu cerdas ya orangnya? “ Laura memandang Noel berbinar.
“ Yuk, keburu malam..aku ikut kamu sampai Shelter Buslane terdekat aja deh. Sampe Wellington Street aja ya..tar kita BBM an kalau dah sampe, gimana?”
“ Aku sebenernya pengin anter kamu..”
“ Udahlah..aku udah gede, lebih gede dari kamu kan..? “ Noel menyandingkan dirinya di samping Laura, membandingkan tingginya dengan tinggi badan Laura. Tubuh mereka hanya beberapa sentimeter jaraknya.
Laura mencium aroma deodorant. Adidas. Bulu kuduk Laura merinding. Persis seperti aroma tubuh Tommy. Semerbak harumnya yang udah bercampur keringat sangat khas, menyegarkan siapa saja yang mengendusnya.
Laura mundur beberapa meter. Memandangi Noel dengan lebih seksama, mencoba menyelidik lebih lagi. Siapa kah sebenernya Noel?
“ Kenapa kamu jadi aneh gitu..?” Noel heran.
Laura masih termangu.
“ Tar kalo kamu dah sampe beneran BBM aku ya Noel? Ya udah kita pulang sekarang.”
Mobil Made in Sweden itu menderum tak lama kemudian. Sesampainya di Wellington street, seakan Laura lupa kalo Noel harus nyambung ke Blacktown naik Buslane.
“ Okay, drop me off here, girl..” Ucap Noel mengingatkan.
“ Owwh..i..iya..maaf aku lupa,” Laura menginjak pedal rem dengan lembut.
“ Kamu ati-ati ya Laura..” Noel bersiap turun, tapi…
“ Noel…” Panggil Laura. Tapi tak sepatah katapun bisa terucap. Noel mengurungkan niatnya. Pintu mobil udah terbuka separo, tapi badan Noel masih ada di dalam mobil.
“ ya..? “
Laura masih belum mengucap sepatah kata pun.
“ Take care ya..”
“ Sure..u too ya La..”
Mereka berpisah. Noel bergegas menuju shelter buslane, Laura memacu mobil dengan kecdepatak seang, dengan segala angan dan pikiran yang menggelayut dalam benaknya. Tentang Tommy, yang seolah tak mau pergi dari dalam ingatannya, sampai membanding-banding kan sosok Noel dengan Sosok Almarhum Tommy.
Bukan membandingkan, tapi mencari segala persamaan tepatnya. Laura menoleh ke belakang, beberapa meter dari mobilnya beranjak pergi. Lalu focus lagi ke depan kemudi. Dari kaca spion terlihat buslane berhenti di Shelter. Laura lega, berarti Noel ‘aman’.


“ ..Don’t go away, say what you say, say that you stay..forever and a day, in the time of my life..”
Masih terngiang lagu yang tadi didengar  dari Noel. kehadiran Noel seolah meredakan nyeri dihati yang selama ini di alaminya sepeninggal Tommy.
Entahlah, Laura bingung dengan apa yang dialaminya, dirasakannya terhadap Noel.

Inikah Cinta? who knows?


Bersambung

Post a Comment

Blogger
Blogger

Emoticon
:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Blogger
Blogger

Emoticon
:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget