![]() |
Howard Schultz, Bos Starbuck |
Penulis : Pak Dhe
Howard Schultz, Big-bos Starbucks, mengeluarkan pernyataan Kontroversial, " If you support traditional marriage, don't buy our coffee.."
Nurut
saya, sebenernya kalau pernyataan itu diucapkan bukan dalam hal yang
berkaitan dengan bisnis, wajar. Bagaiamana pun, hak orang untuk menjadi
Gay, lesbian Bisexual. Kan mereka udah tahu kalau itu nggak normal,
jadi kalau mereka melakukannya, bodo amat. Saya tidak ngomong dosa atau
nggak dosa. Bukan kapasitas saya. Karena saya bukan ahli agama.
Tapi dari sisi marketing, itu buruk! Sangat buruk...
Bagaimana
pun, itu pernyataan yang nurut saya, sangat rasis. Dan nggak pantas
diucapkan oleh seorang pucuk pimpinan perusahaan Multinasional. Itulah
pernyataan terbodoh yang akan membawa akibat buruk buat bisnis.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa jumlah orang normal, jauh lebih banyak dari orang
yang nggak normal dan menyimpang orientasi sexualnya. Dan mereka adalah
segmen pembeli kopi. Semestinya, Mr Howard tidak membawa-bawa soal LGBT
ke ranah bisnisnya. Bisnis adalah bisnis, siapapun konsumennya, asal
bayar, layani saja. Apapun orientasi sexual-nya, layani saja. Hargai
konsumen. Karena Disitulah pundi-pundi duit satu company yang bergerak
di bidang ritel.
Konsumen
adalah sahabat. Yang selalu di dengar aspirasinya. Konsumen adalah
sahabat, yang akan selalu di dengar keluh kesannya. Tak baik membatasi
penjualan hanya ke golongan tertentu.
Ucapan Mr Howard secara frontal, ditujukan, dan seolah hanya menjual kopinya ke penganut LGBT.
Kalau
boleh membandingkan, Kopi adalah salah satu komoditi di tanah pertiwi
ini. Segala macam kopi bisa tumbuh di negeri ini. Bahkan kopi paling
enak sedunia, juga ada di tanah ini. Yaitu, kopi Luwak!
Kalau saya boleh bilang, segala varian kopi yang dijual di Starbuck, tak akan bisa menyamai aroma dan rasa kopi Luwak.
Lantas bagaimana tanggapan pihak Starbucks Indonesia?
"
Starbucks menghargai keragaman dan kesetaraan, dan kami berkomitmen
untuk menyediakan lingkungan yang inklusif dan ramah untuk semua
partners (pegawai Starbucks) dan pelanggan kami," ujar Yuti Resani, selaku Marketing Communications & CSR Manager, PT Sari Coffee Indonesia, pemegang lisensi Starbucks Indonesia.
Lho, kalau pihak Starbucks dalam ini diwakili Mr Howard, menghargai keberagaman, mestinya tak berucap begitu donggg...
Isi
manusia di dunia ini kan bukan hanya golongan LGBT, tapi banyak juga manusia yang
berorientasi sexual Straigh.
Dan yang normal lebih banyak di negeri
ini.
Saya
tidak akan men-judgment pernyataan Mr Howard. Tapi sebagai manusia
waras, saya merasa tak layak ngopi di Starbuck. O ya, di salah satu
bagian Novelet saya, ada yang berlatar Starbucks yang ada di kota
Malang.
Tapi selepas posting tulisan ini, saya akan edit setting lokasi-nya. Karena saya waras!
Opini Pribadi
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.