![]() |
Julian Assange saat konferensi pers dengan media internasional di London, Inggris, 18 Agustus 2014. (Wikimedia Commons/David G Silvers) |
Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, membuat
marah pemerintah AS sekaligus musuh bersama bagi negara sekutu. Akibat
pembocoran dokumen kejahatan perang AS di situsnya, kini pria berambut putih
itu harus siap menghadapi kemungkinan diburu aparat.
Beberapa
hari setelah sejumlah dokumen berisi nama-nama informan perang Afghanistan
muncul di situs WikiLeaks, kontroversi menyeruak. Departemen Pertahanan Amerika
mengatakan, pembocoran dokumen rahasia militer tersebut sangat mungkin menelan
banyak korban jiwa dan merusak hubungan dengan para sekutu.
Departemen
yang dipimpin Robert Gates itu menegaskan bahwa pembocoran tersebut berbahaya
bagi warga Afghanistan yang selama ini telah membantu operasi AS. Selain itu,
dikhawatirkan timbul ketidakpercayaan dari negara-negara sekutu bahwa AS tidak
mampu menjaga kerahasiaan dokumen negara. Untuk itu, Dephan AS menyatakan,
WikiLeaks harus bertanggung jawab atas kematian para korban.
FOOD STORY : BAKSO
FOOD STORY : BAKSO
Mendengar
peringatan dan ancaman pemerintah itu, Assange tak gentar. Pria 39 tahun tersebut
menyatakan akan tetap melansir secara berkala dokumen-dokumen rahasia perang
Afghanistan. Dia juga menolak menyebutkan sumber pertama yang memnocorkan
dokumen itu padanya.
“Kami
punya berkas-berkas yang menjadi keprihatinan setiap negara di dunia. Ribuan
database dan berkas tentang berbagai negara,” katanya. Dia juga menyatakan
memiliki data semua negara yang berpenduduk di atas satu jiwa jiwa.
Keteguhan
Assange terlihat saat dia mengadakan jumpa pers di London, Senin (26/7). Dia
menegaskan bahwa WikiLeaks masih akan terus membocorkan data-data rahasia.
Tidak tanggung-tanggung, dia mengaku masih mempunyai 15 ribu dokumen rahasia
lagi yang siap diunggah ke situsnya dalam waktu dekat.
Dalam
kesempatan tersebut, Assange menyatakan tidak takut diburu aparat karena
tindakannya itu. Ketakutannya hanyalah jika dia tidak dapat memberitahukan
material yang diperolehnya tersebut kepada publik.
“Dari pengalaman kami, keberanian seperti
itu akan menular,” kata Assange, yang menyandang gelar PhD (doktor) bidang fisika.
Dia mengatakan, ada satu hal yang dia khawatirkan. “Kami justru khawatir tidak
bisa menegakkan keadilan dengan materi-materi yang telah ada pada kami ini,”
tegasnya.
WikiLeaks
mulai merilis informasi sensitif di dunia maya pada 2006. Saat itu, Assange
membuat website dari sebuah rumah di dekat University of Melbourne. Sejak itu,
dia merilis berbagai dokumen, seperti kawat Kedutaan AS, Church of Scientology,
dan lain-lain. Berbagai material tertulus dan video pun diunggah.
WikiLeaks
dan Assange mulai menarik perhatian AS saat memublikasikan rekaman video kokpit
helikopter Apache yang menunjukkan sekelompok pria ditembak mati di Baghdad
oleh pasukan Angkatan Udara AS. Video itu diberi judul Collateral Murder.
Julian
Assange adalah pria kelahiran Townsville, Queensland, Australia, pada 1971.
Sosoknya memang misterius. Menurut The New Yorker, awalnya dia tidak
menyebutkan secara tegas usianya. Julian hanya menyebut bahwa dirinya lahir
pada 1970-an.
Karena
mempunyai banyak musuh, dia tinggal berpindah-pindah. Mulai Australia, Kenya,
Tanzania, Vietnam, Swedia, Islandia, Siberia, Belgia, hingga AS. Saat ini,
mantan wartawan tersebut harus menghindari AS karena merasa tidak aman berada
di sana.
WikiLeaks
tidak memiliki kantor dan alamat tetap. Menurut Associated Press, ke mana pun
Assange pergi, mantan hacker itu selalu membawa laptop dan ransel. Bahkan,
karena begitu mobile-nya, Assange mengaku tinggal di bandara.
Karena
kreativitasnya tersebut, Assange beberapa kali menerima penghargaan dari
organisasi internasional.
PENULIS : Alm. Bpk HANDY ASIKIN, 1 Agustus 2010 ( Nasi Petjel Electriek )
Re-Write and Editing : YS Pujiono