![]() |
Susasana paddock Red Bull Racing. Bertabur Teknologi canggih (Foto: Getty Image) |
Bagi you yang suka Olahraga Otomotif pastilah pernah nonton F1. Balapan mobil single seater yang diselenggarakan FIA. Yup, itulah olahraga paling glamour sejagat. Paling mahal diseluruh Planet. Bagaimana tidak, untuk memproduksi mobil F1 rata-rata dalam satu musim dibutuhkan dana sekitar 126 Milyar per unit, dalam mata uang Rupiah.
Itu belum
termasuk dana akomodasi selama satu musim balapan. Perlu diketahui, olahraga
ini diselenggarakan di negara-negara yang telah terpilih berdasarkan kalendar FOA
( Formula One Administration). Awal musim di mulai dari Melbourne, Australia. Selanjutnya
Sepang, Malaysia.
Untuk
itu satu tim F1 perlu punya, atau setidaknya menyewa satu Jumbo Jet, beberapa
unit motorhome serta staff yang berjumlah tak kurang dari 300 orang untuk tim
kecil.
Yang mencengangkan,
adalah anggaran dana yang mereka keluarkan dalam satu musim mengikuti seri
balapan. Tim-tim besar macam Ferrari, Mc Laren, atau Redbull bisa ‘buang duit’
hingga US$ 320 juta per tahun atau setara Rp 4,3 triliun satu
musimnya. Besaran itu dua kali lipat dari uang Negara yang diembat
bajingan koruptor E-KTP.
Sementara untuk tim gurem ‘hanya’ anggaran
sekitar US$ 60 atau sekitar Rp 800 Milyar saja.
Lalu apa mereka untung? Dan apa faedahnya bagi
kehidupan manusia?
Ingat, para pelaku bisnis ini adalah
orang-orang jenius. Tak mungkin mereka
kerja All out kalau tanpa keuntungan kan? Jawabnya, jelas untung. Karena kalau
nggak untung kan rugi! Jangan kayak Cak Lontong ahhh..waktunya nulis nihhhh.
Darimana keuntungan itu?
Banyak sumber uang di Sirkus Otomotif ini
Mulai dari sponsor resmi, pembagian hak siar,
hingga dari duit yang dimasukkan oleh pembalap medioker yang ngotot masuk F1
dan membayar sejumlah uang yang didapat dari Sponsor, taruhlah kayak Rio Haryanto
yang waktu itu disyaratkan untuk membawa sekitar Rp 300 Milyar dalam satu musim.
Pebalap seperti Rio disebut juga pay Driver. Itu Tim gurem lho ya. Biasanya Tim gurem sih
dijadikan ‘langganan riset’ pembalap
oleh Tim papan atas. Artinya Tim besar akan melihat kemampuan pembalap ketika
mengendarai mobil medioker.
Disini disebut juga kawah Condrodimuko alias tim tempat bagi pembalap pemula ditempa
kemampuannya. Kalau bakat bagus dengan mobil jelek, tim besar akan segera
menariknya. Sauber adalah Tim kecil yang tak kunjung berprestasi, tapi jangan
salah, Sauber tak akan pernah merugi.
Tak lain karena Sauber adalah Tim yang menjadi
langganan pembalap besar untuk memulai debutnya di arena jet darat ini. Kimmi
Raikkonen adalah salah satu pembalap jebolan Tim yang dimiliki Peter Sauber
ini. Memulai debut pada tahun 2001 di Sirkuit Melbourne, hanya satu musim di
Tim asal Swiss itu, selanjutnya The Ice man langsung lompat ke Tim yang jauh
lebih besar, yaitu McLaren yang waktu itu masih menggunakan mesin
Mercedez-Benz.
Jadi Tim-tim kayak Sauber ini (Menurut opini pribadi
saya) tetap memposisikan diri sebagai tim kecil dengan kinerja keuangan yang
sehat dari hasil ‘penjualan’ pembalap pemula tapi berbakat.
Ada pula Tim kecil yang tetap menjadi kecil,
lalu ngos-ngosan, dan akhirnya keok, bangkrut.
Lalu kenapa unit mobil F1 bisa semahal itu?
Mari kita berhitung!
Sebuah mobil Formula 1
terdiri atas beberapa bagian yang dibangun terpisah. Harga setiap unitnya juga
berbeda-beda. Dari seluruh bagian ini, ada dua unit yang paling mahal, yakni
mesin dan sasis.
Mobil-mobil yang dibejek di lintasan Formula 1 menggunakan mesin 1600 CC turbo-charger, dengan konfigurasi silinder V6. Ada tiga perusahaan besar yang menjadi pemasok utama mesin F1, yakni Ferrari, Mercedes, dan McLaren. Setiap mesinnya rata-rata mencapai harga US$ 7,7 juta atau setara Rp 103 miliar.
Sementara itu, bagian sasis juga terbilang mahal. Rangka bawah yang digunakan terbuat dari serat karbon monokok, bahan sintetis yang kuat tapi tetap ringan. Harga per sasisnya mencapai US$ 650 juta atau setara Rp 8,7 Miliar. Sementara untuk gearbox rata-rata dibanderol US$ 480 ribu.
Satu bagian yang tak kalah pentingnya adalah setir. Lingkar kemudi mobil F1 bisa mencapai US$ 50 ribu. Sementara untuk tangki bahan bakar sendiri harganya bisa mencapai US$ 110 ribu.
Mobil-mobil yang dibejek di lintasan Formula 1 menggunakan mesin 1600 CC turbo-charger, dengan konfigurasi silinder V6. Ada tiga perusahaan besar yang menjadi pemasok utama mesin F1, yakni Ferrari, Mercedes, dan McLaren. Setiap mesinnya rata-rata mencapai harga US$ 7,7 juta atau setara Rp 103 miliar.
Sementara itu, bagian sasis juga terbilang mahal. Rangka bawah yang digunakan terbuat dari serat karbon monokok, bahan sintetis yang kuat tapi tetap ringan. Harga per sasisnya mencapai US$ 650 juta atau setara Rp 8,7 Miliar. Sementara untuk gearbox rata-rata dibanderol US$ 480 ribu.
Satu bagian yang tak kalah pentingnya adalah setir. Lingkar kemudi mobil F1 bisa mencapai US$ 50 ribu. Sementara untuk tangki bahan bakar sendiri harganya bisa mencapai US$ 110 ribu.
Untuk rincian
lengkapnya, lihat ini :
Mesin : US$ 7,7 juta per unit
Sasis : US$ 650 ribu per unit
Sayap dan corong depan: US$ 160 ribu
Sayap belakang dan peralatan menyalip DRS: US$ 80 ribu
Setir : US$ 50 ribu
Tangki bahan bakar: US$ 110 ribu
Hidrolik: US$ 160 ribu
Gearbox: US$ 480 ribu
Sistem pendingin: US$ 160 ribu
Sasis : US$ 650 ribu per unit
Sayap dan corong depan: US$ 160 ribu
Sayap belakang dan peralatan menyalip DRS: US$ 80 ribu
Setir : US$ 50 ribu
Tangki bahan bakar: US$ 110 ribu
Hidrolik: US$ 160 ribu
Gearbox: US$ 480 ribu
Sistem pendingin: US$ 160 ribu
Totalnya?
Ambil kalkulator sana, itu sendiri! Males gua
ngitung..hahahahha. Sekian, tunggu sambungannya ya sobat.
Bersambung.
Penulis : YS Pujiono ( Dari berbagai sumber)