Hanya tulisan Retjeh...

Nyonya Meneer, siapa dia sebenarnya?

Mengenal istilah 'Meneer'

Figur Nyonya Meneer yang selanjutnya menjadi ikon Brand jamu Nyonya Meneer ( Foto: Wikipedia)

Kalau ada kalimat seperti judul diatas, pastilah otak kita tertuju pada satu merek Jamu Jawa asal Semarang. Nyonya Meneer sebenarnya punya nama Asli Lauw Ping Nio,lahir sebagai etnis Tionghoa di Sidoarjo, jawa Timur, setelah menikah mengikuti sang suami pindah ke kota Semarang, Jawa Tengah.

Ping Nio selain dikasih nama Tionghoa, juga dikasih nama jawa, yaitu Menir. Berhubung Nyonya Menir lahir pada masa pemerintahan Hindia Belanda (1895),  maka kalimat Menir itu lalu dihubung-hubungkan dengan istilah dalam bahasa Belanda, yaitu Meneer, yang artinya 'Tuan'. Nah, lho...bingung kan?

Ya memang begitulah, banyak kalimat yang salah kaprah dimasa itu terkait penggunaan bahasa. Mengingat kita belum punya identitas yang pasti menyangkut bahasa Nasional, karena kita masih dalam pendudukan pemerintah Hindia Belanda.

Meneer biasa dipakai orang kulit putih (Belanda) untuk panggilan terhadap Pria dewasa yang telah menikah. Sedangkan sebutan untuk perempuan dewasa yang telah menikah disebut Mw. Atau Minares.

Orang kulit putih selalu menggunakan kalimat itu untuk memanggil sejawatnya. Ambil contoh, " Meneer Jean Pieter Coen, " Artinya Tuan Jean Pieter Coen.

Berhubung orang Pribumi punya rasa segan untuk mengucapkan kata 'Meneer' secara langsung, maka ditambahin lah itu kalimat menjadi Tuan Meneer. Jadi kayak mengulang ucapan dalam dua bahasa yang berbeda.

Sedangkan untuk menyebut 'nyonya Belanda' (perempuan dewasa berkulit putih), orang pribumi menggunakan kalimat  Nyonya Meneer, yang artinya Istri Tuan Meneer.

Sampai disini nggak ada hubungan sama sekali antara Nyonya Meneer yang menjadi Brand Jamu terkenal dan bernama asli Lauw Ping Nio itu dengan sebutan Nyonya Meneer yang mengacu pada istilah orang pribumi untuk menyebut Nyonya Belanda.Karena nama Lauw Ping Nio diambil dari nama butiran beras kecil-kecil yang tidak utuh lagi. Ikwalnya ya waktu mengandung Lauw Ping Nio sang ibu ngidam nasi yang terbuat dari butiran beras kecil yang dalam bahasa Jawa disebut Menir.

Jadi Nyonya Meneer nggak ada keturunan Belanda yang banyak disangkakan oleh orang awam terhadapnya.

Penulis : YS Pujiono ( Pribadi)

Post a Comment

[blogger]

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget